Senin, 09 Mei 2016

Selasa, 03 Mei 2016

PEMBUATAN GREEN HOUSE




PENAMPAKAN TAMAN MINIKU 

Sabtu, 30 April 2016

Sabtu, 02 Juni 2012

Keputusan sang Ayah.

pengarang : Unknown

Setelah beberapa lagu pujian seperti biasanya pada hari minggu, pembicara gereja bangkit berdiri dan perlahan-lahan berjalan menuju mimbar untuk berkhotbah. 


"Seorang ayah dan anaknya serta teman anaknya pergi berlayar ke samudra Pasifik", dia memulai, "ketika dengan cepat badai mendekat dan menghalangi jalan untuk kembali ke darat. Ombak sangat tinggi, sehingga meskipun sang ayah seorang pelaut berpengalaman, ia tidak dapat lagi mengendalikan perahu sehingga mereka bertiga terlempar ke lautan." 


Pengkotbah berhenti sejenak, dan memandang mata dua orang remaja yang mendengarkan cerita tersebut dengan penuh perhatian. Dia melanjutkan, "Dengan menggenggam tali penyelamat, sang ayah harus membuat keputusan yang sangat sulit dalam hidupnya....kepada anak yang mana akan dilemparkannya tali penyelamat itu. Dia hanya punya beberapa detik untuk membuat keputusan. 


Sang ayah tahu bahwa anaknya adalah seorang pengikut Kristus, dan dia juga tahu bahwa teman anaknya bukan. Pergumulan yang menyertai proses pengambilan keputusan ini tidaklah dapat dibandingkan dengan gelombang ombak yang ganas. Ketika sang ayah berteriak, "Aku mengasihi engkau, anakku!" dia melemparkan tali itu kepada teman anaknya. Pada waktu dia menarik teman anaknya itu ke sisi perahu, anaknya telah menghilang hanyut ditelan gelombang dalam kegelapan malam. Tubuhnya tidak pernah ditemukan lagi." 


Ketika itu, dua orang remaja yang duduk di depan, menantikan kata-kata berikut yang keluar dari mulut sang pembicara. "Sang ayah," si pembicara melanjutkan ,"tahu bahwa anaknya akan masuk dalam kekekalan dan diselamatkan oleh Yesus, dan dia tidak sanggup membayangkan jika teman anaknya melangkah dalam kekekalan tanpa Yesus. Karena itu dia mengorbankan anaknya sendiri. Betapa besar kasih Allah, sehingga Ia melakukan hal yang sama kepada kita." Sang pembicara kembali ke tempat duduknya sementara keheningan memenuhi ruangan. 


Beberapa saat kemudian, dua orang remaja duduk di sisi pembicara. "Cerita yang menarik," seorang remaja memulai pembicaraan dengan sopan, "tapi saya pikir tidaklah realistis bagi sang ayah untuk mengorbankan hidup anaknya hanya dengan berharap bahwa teman anaknya akan menjadi seorang pengikut Kristus." 


"Benar, engkau benar sekali," jawab pembicara. Sebuah senyum lebar menghiasi wajahnya dan kemudian di memandang kedua remaja tersebut dan berkata, "Tentu saja itu tidak realistis bukan ? Tapi saya ada di sini untuk memberitahu kalian bahwa cerita itu membuka mataku tentang apa yang sesungguhnya terjadi ketika Tuhan memberikan AnakNya untuk saya."Engkau tahu ... sayalah teman sang anak itu".

Sometimes.......



Author: Unknown

Sometimes I ask the question here, "My Lord, is this Your will?“
It's then I hear You answer me, "My Precious Child, be still.“

Sometimes I feel frustrated ‘coz I think I know what's best.
It's then I hear You say to me, “My busy Child, just rest.“

Sometimes I feel so lonely, and I think I'd like a mate.
Your still small voice gets oh so clear and says, "My Child, please wait."

"I know the plans I have for you, the wondrous things you'll see.
If you can just be patient, Child, and put your trust in Me.

I've plans to draw you closer here, I've plans to help you grow.
There's much I do you cannot see, and much you do not know.

But know this, Child.. I Love You So! You're precious unto Me!
Before I formed you in the womb, I've planned your destiny.

I've something very special, I hope for you to learn.
The gifts I wish to give to you are gifts you cannot earn.

They come without a price tag, but not without a cost.
At Calvary, I gave My Son, so you would not be lost.

Rest My Child, don't grow weary of doing what is good.
I promise I'll come back for you just like I said I would.

Your name is written on My palm, I never could forget.
Therefore do not be discouraged when My answer is 'Not Yet'."

{source : Komunitas}

Senin, 12 Maret 2012

RancanganNYA selalu indah


Kesaksian Pemeliharaan Tuhan


Ada seorang ibu yang hidupnya dari berjualan tempe yang dibuatnya sendiri.  Ibu ini tinggal di sebuah desa di daerah Jawa Tengah.


Setiap hari Ibu ini melakukan aktifitasnya seperti biasanya, yaitu bangun pagi-pagi dia terlebih dahulu bersekutu dengan Tuhan, berdoa, membaca Alkitab dan setelah itu dia mengurus pekerjaannya di dapur dan berangkat ke pasar menjual tempe yang telah di buatnya.


Ibu ini hidup dengan sederhana, tapi sebagai seorang anak Tuhan ia selalu mengucap syukur dengan apa yang Tuhan berikan kepadanya. Dalam kesederhanaannya, ia selalu percaya bahwa Tuhan Yesus selalu memeliharanya.


Sesuatu Yang Lain


Pada suatu hari seperti biasanya, ibu ini bangun pagi dan seperti kebiasaannya ia bangun dan membaca Alkitabnya, berdoa dan setelah itu ia ke dapur untuk mempersiapkan tempe yang akan di jualnya hari itu.


Tapi pada saat ia akan mengambil tempe yang telah dibuat sehari sebelumnya, betapa kagetnya begitu ia membuka tutup wadah tempe buatannya…… “Waduh….tempeku belum jadi….. masih berupa kedelai…Oh tidak” Kata ibu ini mengeluh.


“Wah bisa nggak makan aku hari ini kalau nggak ada tempe yang bisa aku jual hari ini…… bagaimana ini” Kepanikan ibu ini mulai muncul.


“Oh mungkin aku kurang berdoa sehingga masalah ini terjadi padaku hari ini” kata ibu ini dalam hatinya.


Ia duduk sebentar, menarik napas panjang dan mulai berpikir ” Apa yang menyebabkan ini terjadi  padaku ya ? Apa aku sudah berbuat dosa atau ada sesuatu yang lain sehingga hal ini bisa terjadi?”


Ibu ini terus berpikir sedemikian rupa, menganalisa barangkali dia berbuat dosa, sehingga masalah yang belum pernah terjadi, kini terjadi di hari tersebut. Sampai ia mengambil keputusan untuk berdoa.


“Tuhan” Ibu ini mulai doanya.


“Kalau ada dosa, ampuni aku. Aku percaya Engkau sanggup buat mujizat. Engkau tau bahwa kebutuhan hidupku tercukupi dari aku berjualan tempe ini. Jadi aku percaya Engkau pasti tolong aku. Sekarang ya Tuhan tolong ubah kedelai ini menjadi tempe seperti Engkau pernah mengubah air menjadi anggur” Doa ibu ini dengan sungguh-sungguh.


“Dan sekarang aku berkata kepada kedelai ini, Dalam nama Tuhan Yesus, aku perintahkan engkau berubah menjadi Tempe !” Perintah ibu ini.


Ibu ini sering melihat bagaimana pendeta di gerejanya berdoa dan bagaimana ia belajar Alkitab di gerejanya yang mengajarkan bagaimana anak Tuhan diberi otoritas oleh Tuhan. Karena itulah ia belajar mempraktekkannya hari itu.


Apa Yang Terjadi ?


Ibu ini setengah ragu ragu mulai membuka penutup wadah tempat biasanya ia membuat tempe tersebut. dan….. ( apakah menurut saudara tempe itu sudah jadi?)………………………………………….


Ternyata tempe tersebut belum jadi……… masih seperti sebelumnya berupa tempe setengah jadi.


“Waduh… ya Tuhanku ternyata belum berubah” kata ibu ini setengah berputus asa.


“Oh… mungkin aku kurang beriman” Ibu ini mulai menganalisa keadaan tersebut.


“Sekarang aku harus lebih percaya lagi” Kata ibu ini sambil mempersiapkan imannya ….(Mungkin setengah dipaksa dirinya untuk percaya bahwa itu bisa terjadi).


“Dalam Nama Yesus……..Aku berkata kepada kedelai ini….. Berubahlah engkau menjadi Tempe yang terbaik” Perintah ibu ini kepada tempe yang belum jadi tersebut sambil menumpangkan tangannya ke atas penutup wadah tempe tersebut dengan penuh keyakinan. (Nah…..sekarang , menurut saudara ….apakah kedelai sudah berubah menjadi tempe ?)


Terus……..


Kembali bu ini meyakinkan dirinya sebelum membuka penutup wadah tempe tersebut. Dan…………………………..


“Hah…..” Ibu ini menghela napas panjang kembali…….


Ternyata kedelai tersebut masih tetaplah kedelai dan tidak ada perubahan apapun. Ibu ini duduk lemas tak berdaya dalam keresahannya dan kebingungannya.


“Ya Tuhan…. aku harus berbuat apa? Mengapa hal ini bisa terjadi padaku. Aku nggak punya uang cukup untuk makan kalau hari ini aku tidak berjualan tempe. Aku sudah mempraktekkan FirmanMu dengan iman sekalupun….. tapi Tuhan…..kenapa Engkau tidak buat Mukjizat. Apa Tidak ada mukjizat lagi di jaman sekarang?” kata ibu ini dalam hatinya yang semakin resah dan bingung berkecamuk menjadi satu.


“oh…mungkin aku harus melangkah dengan iman” Pikir ibu ini kemudian.


“ya…..benar….aku harus melangkah dengan iman dan menjual tempe belum jadi ini ke pasar…. pasti Tuhan buat mukjizat dalam perjalanan. Bukankah aku haru melangkah dengan iman untuk bisa terciptanya mukjizat. Bukankah itu yang dikatakan di Alkitab?…. ya … aku harus berangkat ke pasar sekarang!”


Kemudian ibu ini mengambil tempe belum jadi ini dan memasukkannya ke dalam keranjang pikulannya dan memondongnya ke punggungnya dan bersiap berangkat ke pasar.


“Tuhan……. aku sudah melangkah dengan iman sekarang dan aku percaya Engkau pasti buat mukjizat sekarang” Doa ibu  ini


Di perjalanan, ibu ini menyanyi lagu pujian untuk membangkitkan imannya dan belajar mempercayai Firman Tuhan.


“…….Bukan karena kekuatan…..namun RohMu ya Tuhan……Ketika ku percaya …Mukjizat itu nyata” Lagu “Mukjizat itu Nyata” dilantunkan ibu ini terus  sambil melangkah ke pasar.


Setibanya di pasar,  teman-teman seprofesinya bingung karena ibu ini tiba di pasar kesiangan…. “Ya… ada keperluan” Kata ibu ini menjawab teman-temannya yang menanyakan sebabnya kesiangan tiba di pasar. padahal dalam hatinya berkata ” Yah…. ini gara-gara bergumul denga tempe dan kedelai”


Ibu ini menurunkan barang dagannya yang masih tertutup kain tersebut, sambil menoleh ke dagangan tempe teman-temanya yang sudah mulai habis, sedangkan dia sendiri belum berjualan karena kesiangan hari itu.


“Sekarang aku harus melihat bagaimana Tuhan sudah merubah kedelai ini jadi tempe” kata ibu ini dalam hatinya.


Dengan perlahan sekali dia berusha mngintip di balik keranjangnya dengan harapan kedelai sudah berubah menjadi tempe. (Sekarang menurut saudara bagaimana ….. Apa ada Mukjizat terjadi untuk ibu ini?)


Yang terjadi berikutnya……


“Wah…. kok belum jadi juga” ibu ini mengeluh dan terduduk di lapaknya di pasar tersebut…. lemas….putus asa


“Ya Tuhan aku berserah kepadaMu sekarang….. Apa yang Kau kehendaki biarlah terjadi padaku” Doa ibu ini perlahan hampir menangis.


Tuhan Tau yang Terbaik untukmu


Tidak lama kemudian……. ibu ini melihat ada seorang ibu paruh baya yang berjalan seolah mencari sesuatu dari suatu lapak ke lapak lainnya hendak membeli sesuatu tapi tidak mendapat apa yang mau dibelinya.


Sampai ibu paruh baya tersebut berhenti di lapak ibu penjual tempe tersebut.


“Ibu mencari apa…kok saya perhatikan mencari sesuatu tapi tidak mendapat apa yang ibu mau beli” Kata ibu penjual tempe tersebut.


“ehmmm… saya cari tempe yang setengah jadi, bu…. itu loh… tempe yang masih belum jadi tempe tapi masih kededai yang mau jadi tempe…. saya sudah keliling ke seluruh penjual tempe di pasar ini tapi nggak ada yang jualan tempe setengah jadi ” kata ibu tersebut.


Sontak…..ibu penjual tempe tersebut kaget…”untuk apa bu…..kok cari tempe yang belum jadi”


” itu loh bu… anak saya yang tinggal di Jakarta, lagi ngidam hamil muda dan ngidamnya itu kepingin tempe dari desa asalnya ini…. lha kalau saya paketkan tempe ini ke Jakarta dan tiba di anak saya 2 hari lagi  ya tempe tersebut sudah nggak enak lagi. Jadi supaya pas…kan saya harus cari tempe yang belum jadi. supaya kalau tiba di rumah anak saya 2 hari lagi…..pas matangnya tempe  tersbut dan enak kalau dimakan”


Langsung ibu penjual tempe ini tanpa sengaja berteriak “HALLELUYAAA”


begitu bahagianya dia………”Oh ada bu…ada…. ibu perlu berapa potong?”


“Wah saya borong semua deh berapa yang ibu punya” kata ibu paruh baya tersebut.


…………….”ieit…eit tunggu dulu………….Jangan-jangan Tuhan sudah ubah kedelai ini jadi tempe….. wah bisa batal ini tempe laku” kata ibu ini dalam hatinya. (Berapa banyak dari  kita sering meragukan Tuhan seperti ibu ini yang mengira Tuhan salah waktu untuk buat mukjizat, sehingga dagangannya nggak jadi laku, tender jadi batal dan sebagainya)


Ibu penjual tempe ini membuka penutup dagangannya perlahan hendak melihat apa tempe yang belum jadi itu masih belum berubah.


“hah…. puji Tuhan…. masih berupa tempe belum jadi” kata ibu ini dalam hatinya.


“Terima kasih ya Tuhan Engkau ternyata punya jalan keluar dalam setiap masalahku dan selalu memperhatikan aku…… Terima kasih ya Tuhan” Doa ibu ini menangis bahagia karena Tuhan sudah menolongnya.


Saudara, seperti kesaksian ibu penjual tempe tersebut di atas, bukankah kita sering berlaku demikian? Tapi satu pelajaran dapat kita tarik bahwa Tuhan sanggup buat Mukjizat dan sanggup buat jalan keluar untuk kita tepat pada waktunya. Sering apa yang kita minta tidak diberikan Tuhan, tapi Kita harus tetap percaya bahwa Tuhan berikan yang terbaik untuk kita. Amin.
 

To you , with love Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang